Pages

Sunday, June 5, 2011

BAB I

SISTEM TELEKOMUNIKASI

1.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai hubungan atau pertukaran informasi. Informasi sendiri sebagai suatu yang akan disampaikan dapat berupa data, berita ataupun pesan yang dilambangkan dalam bentuk simbol/tanda, tulisan, gambar ataupun suara. Oleh karena itu dalam komunikasi ada tiga bagian pokok, yaitu sumber informasi sebagai pengirim; media transmisi sebagai pembawa informasi; dan tempat tujuan informasi sebagai penerima informasi. Dengan demikian secara umum, suatu sistem komunikasi dapat ditunjukkan seperti Gambar.

2.    Perkembangan Sistem Komunikasi
Sebelum ditemukan listrik, sistem komunikasi dilakukan dengan cara menggunakan bunyi-bunyian ataupun tanda sebagai isyarat dalam penyampaian informasi. Cara-cara tersebut antara lain dengan kentongan, asap ataupun bendera (semaphore flag) yang sampai saat ini di beberapa belahan bumi mungkin masih digunakan.
Setelah ditemukan listrik, maka teknologi komunikasi mulai berkembang. Yang semula dilakukan secara mekanis dan tradisional berganti secara listrik, seperti halnya sistem semaphore mekanis digantikan dengan telegrap listrik.


Pada sistem komunikasi untuk dapat menghubungkan antar pelanggan/pemakai memerlukan berbagai macam sarana/media yang termasuk dalam suatu bidang yang dinamakan teknik transmisi.

Dalam teknik transmisi, secara garis besar dibagi 2 macam, yaitu:
a. Media transmisi fisik, yaitu sistem transmisi melalui kawat penghantar (wire bounded transmission system).
b. Media transmisi non fisik, yaitu sistem transmisi tanpa kawat (wireless transmission system) atau melalui gelombang radio.

Sistem transmisi yang lain, yaitu sistem gelombang radio. Dalam sistem ini, informasi yang telah dirubah menjadi sinyal listrik disalurkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh suatu pemancar dan diterima oleh suatu alat penerima. Mengingat sifat-sifatnya gelombang radio untuk keperluan telekomunikasi, maka gelombang radio tersebut dibagi beberapa jenis. Yaitu gelombang frekuensi tinggi (HF = High Frequency), frekuensi sangat tinggi (VHF = Very High Frequency), frekuensi ultra tinggi (UHF = Ultra High Frequency) dan gelombang mikro (Microwave). Penggunaan gelombang-gelombang tersebut disesuaikan dengan sifat-sifat gelombang yang bersangkutan. Gelombang HF pada umumnya dipergunakan untuk hubungan yang sangat jauh, sedangkan untuk gelombang VHF dan UHF digunakan untuk hubungan-hubungan yang cukup jauh.

Kebutuhan akan lebar jalur yang relatif besar, maka teknologi gelombang mikro mulai dikembangkan dan digunakan sebagai jaringan transmisi jarak jauh. Dengan frekuensi pembawa antara 3 – 12 GHz, gelombang mikro merambat dalam ruang bebas dengan ragam garis pandang (Line of Sight), baik berada di atas tanah (terrestrial) maupun extra terrestrial, yaitu sistem komunikasi dengan menggunakan satelit. Sistem-sistem ini berkemampuan menyediakan lebar jalur transmisi dan keterhandalan yang diperlukan untuk transmisi dari beberapa ribu saluran telepon atau beberapa saluran televisi.

Gelombang mikro merambat dalam garis pandang (line of site)dari antena pemancar ke antene penerima.
Sistem komunikasi dengan satelit dikembangkan dan digunakan karena selain untuk menanggulangi berkembangnya trafic perhubungan internasional juga untuk menjangkau daerah yang luas dan sukar dicapai. Keistimewaan/ kelebihan sistem ini ialah diperolehnya mutu dan kemampuan telekomunikasi yang tinggi, juga kapasitas jumlah saluran dari transpondernya.

3.    Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar
Komunikasi dengan kawat penghantar adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan kawat penghantar sebagai sarana atau media transmisinya. Artinya kawat pengantar tersebut berfungsi sebagai pembawa informasi yang telah diubah dalam bentuk sinyal. Oleh karena itu kebutuhan dasar yang harus ada pada sistem komunikasi ini adalah penguat (amplifier) sebagaimana yang ditunjukkan pada diagram blok pada Gambar
Gambar : Kebutuhan dasar sistem komunikasi dengan penghantar satu  arah
Beberapa contoh alat komunikasi yg menggunakan media kawat penghantar :

1. Telegraph
2. Teleprinter
3. Telepon
4. Faximile
5. Interphone
6. TV Kabel dan CCTV (Close Circuit Television)

Kelebihan
1. biaya yang murah
2. mudah di dapat
3. sudah tersedia jaringan yang luas, khususnya untuk PSTN (Networks ready)

Kelemahan
1.    tingkat distorasi yang tinggi
2.    rentan terhadap induksi
3.    rawan terhadap kerusakan sinyal
4.    kecepatan transmisi rendah

Jenis-jenis kawat :
1.    kabel multi pair
2.    kabel koaksial
3.    kabel serat optik
4.    kabel listrik
5.    kabel laut

D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar
Yang dimaksud dengan komunikasi tanpa kabel (wireless) adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Artinya, gelombang radio digunakan sebagai pembawa informasi yang telah diubah dalam bentuk sinyal.Adapun kebutuhan dasar yang harus ada pada sistem komunikasi radio ini ditunjukkan seperti pada Gambar berikut.Yang perlu diperhatikan, gelombang radio mempunyai spektrum, frekuensi yang terbagi dalam beberapa daerah (band), juga sifat-sifat perambatannya, maka penggunaannya bergantung pada kebutuhan dan sistem komunikasinya.

Beberapa contoh alat komunikasi yg menggunakan media tanpa kawat penghantar :
1. Sistem Komunikasi Radio HT (Handy Talky)
2. Sistem Komunikasi Handpone (Mobile Telephone)
3. Siaran Radio ( Broadcast)
Gambar: Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran radio
5.    Siaran Televisi
Gambar : Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran televisi

BAB II

BAB II

MODULASI PULSA


Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.

Jenis modulasi :
Modulasi analog
Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :
•    Modulasi berdasarkan sudut
o    Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
o    Modulasi Frekuensi (Frequency Modulatio - FM)
•    Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)
o    Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (used on the radio AM band)
o    Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC)
o    Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC)
o    Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to single-sideband suppressed carrier modulation (SSB-SC)
o    Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM)
o    Quadrature amplitude modulation (QAM)

Modulasi digital
Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog di-modulasi berdasarkan aliran data digital. Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah terbatas simbol alternatif. Teknik yang umum dipakai adalah :
•    Phase Shift Keying (PSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan fase.
•    Frekeunsi Shift Keying (FSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan frekuensi.
•    Amplitudo Shift Keying (ASK), digunakan suatu jumlah terbatas amplitudo.

Modulasi pulsa
Pengertian Modulasi Pulsa
Pada modulasi pulsa, pembawa informasi berupa deretan pulsa-pulsa. Pembawa yang berupa pulsa-pulsa ini kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi, sehingga parameternya berubah sesuai dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Jenis-jenis modulasi pulsa antara lain:
1. PAM (Pulse Amplitude Modulation)
2. PCM (Pulse Code Modulation)
3. PWM (Pulse Width Modulation)
4. PPM (Pulse Position Modulation)

Teknik modulasi pulsa mulai menggantikan sistem analog, karena beberapa keuntungan antara lain:
1. Kebal terhadap derau.
2. Sirkuit digital cenderung lebih murah.
3. Dapat dilakukan penjamakan dengan basis waktu (TDM) dengan sinyal lain.
4. Jarak transmisi yang dapat ditempuh lebih jauh (dengan penggunaan pengulang regeneratif).
5. Rentetan pulsa digital dapat disimpan.
6. Deteksi dan koreksi kesalahan dapat dengan mudah diimplementasikan.

1.    PAM (Pulse Amplitude Modulation)
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi. Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa.


Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi)

Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut dengan syarat Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat ditulis sebagai:
fs ≥ 2.fm

Gambar 5.2 memperlihatkan sinyal yang dicuplik dengan beberapa macam frekuensi pencuplik. Sebagai contoh, dalam komunikasi melalui telefon, sinyal informasi yang berupa suara manusia (atau yang lain) dicuplik dengan frekuensi 8 kHz. Hal ini didasarkan pada persyaratan Nyquist, karena lebar bidang jalur telefon dibatasi antara 300 Hz sampai dengan 3400 Hz. Ada selisih kira-kira 1200 Hz yang dapat digunakan sebagai guard band.

2. PCM (Pulse Code Modulation)
Pada modulasi PCM, sinyal informasi dicuplik dan juga dikuantisasi. Proses ini akan membuat sinyal menjadi lebih kebal terhadap derau. Setelah proses ini maka dilakukan proses penyandian (coding) menggunakan kode biner, sehingga terbentuk sinyal PCM. Sinyal ini dapat direpresentasikan dengan pulsa-pulsa yang menyatakan kode-kode biner untuk setiap hasil cuplikan.

Kuantisasi Sinyal
Kuantisasi merupakan proses pengelompokan pada selang-selang (interval) tertentu. Besarnya selang kuantisasi ini disebut juga dengan istilah step size. Berdasarkankan besarnya step size dapat dibedakan dua jenis kuantisasi, yaitu:
1. Kuantisasi seragam
2. Kuantisasi tak seragam

Contoh hasilnya pengkodean :
Banyaknya selang (interval) bergantung pada banyaknya bit yang akan digunakan untuk proses penyandian. Jika konverter A/D n bit maka jangkauan sinyal analog akan dikuantisasikan (dikelompokkan) menjadi sejumlah 2n selang (interval). Pada gambar diatas diperlihatkan ilustrasi kuantisasi sinyal analog menjadi 16 selang (n = 4).

Banyaknya jumlah bit yang akan digunakan untuk proses penyandian akan menentukan banyaknya jumlah selang (interval) kuantisasi. Semakin besar n maka semakin besar pula jumlah selang (interval) yang digunakan. Hal ini juga berarti besar selang (interval) semakin kecil. Semakin kecil selang interval, maka proses pemodulasian akan semakin teliti, sehingga sinyal yang diperoleh semakin mendekati sinyal aslinya. Pada gambar 5.4 memperlihatkan proses pembentukan sinyal PCM dengan penyandian 4 bit.
Gambar Kuantisasi sinyal analog menjadi 16 selang (interval)

Distorsi Kuantisasi
Derau kuantisasi didefinisikan sebagai selisih antara hasil kuantisasi sinyal dengan sinyal aslinya. Dilihat dari proses kuantisasi itu sendiri, maka dapat dipastikan bahwa derau kuantisasi maksimum adalah sebesar S/2, dengan S adalah besarnya selang (interval) kuantisasi, atau dinyatakan sebagai:
Derau kuantisasi ≤ S/2
Derau kuantisasi dapat diperkecil dengan cara memperkecil besarnya selang kuantiasasi, yang berarti memperbanyak jumlah selang kuantisasi, yang juga berarti memperbanyak jumlah bit untuk proses penyandian (n). Semakin kecil derau kuantisasi berarti sinyal hasil kuantisasi semakin mirip (mendekati) sinyal aslinya.

3. Pengembangan PCM
Modulasi PCM dikembangkan menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
1. DPCM (Differensial PCM)
2. DM (Delta Modulation)
3. Adaptive Delta modulation

Pada PCM, sandi-sandi yang dikirimkan merupakan hasil penyandian (coding) dari hasil pencuplikan. Salah satu pengembangan PCM adalah DPCM yaitu Differential Pulse Code Modulation. Pada DPCM, sandi-sandi yang dikirimkan (ditransmisikan) adalah nilai selisih (beda) hasil pencuplikan sekarang dengan hasil pencuplikan sebelumnya. Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa jumlah bit yang diperlukan untuk proses penyandian menjadi lebih sedikit.

Pengembangan lebih lanjut adalah DM atau Delta Modulation. Jenis modulasi ini mirip dengan DPCM, namun selisih hasil pencuplikan sekarang dengan yang sebelumnya hanya disandikan dengan 1 bit saja.
Jenis pengembangan lain adalah yang disebut Adaptive Delta Modulation. Pengembangan ini menggunakan kuantisasi tidak seragam, sehingga sistem akan menyesuaikan besarnya step size menjadi sebanding dengan besarnya sinyal informasi. besar n maka semakin besar pula jumlah selang (interval) yang digunakan. Hal ini juga berarti besar selang (interval) semakin kecil. Semakin kecil selang interval, maka proses pemodulasian akan semakin teliti, sehingga sinyal yang diperoleh semakin mendekati sinyal aslinya. Pada gambar memperlihatkan proses pembentukan sinyal PCM dengan penyandian 4 bit.
Gambar Proses pembentukan sinyal PCM dengan penyandian 4 bit

4. PWM (Pulse Width Modulation)
Pada modulasi PWM, lebar pulsa pembawa diubah-ubah sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka semakin lebar pula pulsa yang dihasilkan. Modulasi PWM juga dikenal sebagai Pulse Duration Modulation (PDM). Ilustrasi sinyal PWM dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar : Sinyal PWM

5. PPM (Pulse Position Modulation)
Pulse Position Modulation merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka posisi pulsa PPM menjadi semakin jauh dari posisi pulsa tak-termodulasinya. Ilustrasi sinyal PPM dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar : sinyal PPM

Kesimpulan
•    Kebal terhadap derau.
•    Sirkuit digital cenderung lebih murah.
•    Dapat dilakukan penjamakan dengan basis waktu (TDM) dengan sinyal lain.
•    Jarak transmisi yang dapat ditempuh lebih jauh (dengan penggunaan pengulang regeneratif).
•    Rentetan pulsa digital dapat disimpan.
•    Deteksi dan koreksi kesalahan dapat dengan mudah diimplementasikan
•    Teknologi modulasi ini masih blum banyak di gunakan.

BAB III

BAB III
TRANSMISI FIBER OPTIC


1.    Pengertian Fiber Optik
Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik. Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
•    Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
•    Multi mode  : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

Berdasarkan indeks bias core :
•    Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
•    Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Komunikasi Serat Optik

Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection.

Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.

Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.


Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil. Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.

Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi. Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik. Dalam kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.

Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.
Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP).

Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut meleleh. Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan. Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan terminasinya.

Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC.

Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung kembali.
Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri (switch/bridge).

Keunggulan & Kelemahan Serat Optik
Ada beberapa keunggulan serat optik di banding media transmisi lainnya, yaitu :
1.    Lebar bidang yang luas, sehingga sanggup menampung informasi yang besar.
2.    Bentuk yang sangat kecil dan murah.
3.    Tidak terpengaruh oleh medan elektris dan medan magnetis.
4. Isyarat dalam kabel terjamin keamanannya.
5. Karena di dalam serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan terjadi
ledakan maupun percikan api. Di samping itu serat tahan terhadap gas beracun, bahan kimia dan air, sehingga cocok ditanam dalam tanah.
6. Substan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan jumlah pengulang.

Teknologinya yang terbilang canggih dan mahal membuat media komunikasi fiber optik menjadi pilihan utama bagi pengguna yang menginginkan kualitas prima dalam berkomunikasi. Media fiber optik, merupakan media yang memiliki banyak kelebihan, terutama dari segi performa dan ketahanannya menghantarkan data. Media ini tampaknya masih menjadi media yang terbaik saat ini dalam media komunikasi kabel. Kelebihan yang dimiliki media ini memang membuat komunikasi data menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan.

Maka dari itulah,  media ini menjadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas. Media ini tidak cuma mampu menggelar komunikasi antargedung, antarblok, antarkota, tetapi media ini juga sudah sejak lama dipercaya untuk menghubungkan benua-benua dan pulau-pulau di dunia ini. Fiber optik juga telah lama dipercaya untuk menjadi media komunikasi inti (backbone) dari Internet di seluruh dunia. Untuk menghubungkan jaringan di negara satu dengan negara seberangnya, atau benua satu dengan benua lainnya, fiber optic telah cukup lama berperan dalam komunikasi dunia ini. Semua itu karena kualitas koneksinya, cara kerjanya, dan kekebalan informasi yang dibawa dalam media inilah yang membuatnya begitu dipercaya.
Kehebatan media ini akan coba dibahas satu per satu dalam artikel ini. Meskipun tidak terlalu detail dan ilmiah, namun cukup untuk menunjukkan betapa hebatnya teknologi ini hingga begitu dipercaya oleh masyarakat dunia.

Di samping kelebihan yang telah disebutkan di atas, serat optik juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya, yaitu :
1. Sulit membuat terminal pada kabel serat
2. Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi.

         Akan ada kemungkinan kehilangan sinyal, Pengiriman ke tujuan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi besarnya informasi yang dikirimkan, Fiber masih sulit untuk disatukan dan ketika telah mencapai titik akhir maka fiber harus diterima secara akurat untuk menghasilkan transmisi yang jernih, Komponen FO masih sangat mahal.

2.    Karakteristik Komunikasi Fiber Optik

Teknologi komunikasi fiber optik ternyata cukup banyak jenis dan karakteristiknya. Jenis dan karakteristik ini akhirnya membuat jenis-jenis konektor, jenis kabel, jenis perangkat yang bervariasi pula. Hal ini dikarenakan perbadaan karakteristik yang juga membuat perbedaan cara kerja dan fitur-fitur yang dihasilkannya.
Teknologi komunikasi fiber optik menjadi terbagi-bagi menjadi beberapa jenis disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor struktural dari media pembawanya dan faktor properti dari sistem transmisinya. Kedua faktor inilah yang menyebabkan perbedaan kualitas dan harga pada komunikasi fiber optik secara garis besar. Faktor struktural lebih banyak berkutat pada fisik dari media pembawanya, yaitu serat kaca. Fisik dari serat tersebut cukup berpengaruh untuk kelangsungan transmisi data. Sedangkan, faktor properti sistem transmisi akan lebih banyak berkutat mengenai bagaimana sinar-sinar data tersebut diperlakukan di dalam media pembawa. Modifikasi dari kedua faktor tersebut akan membuat teknologi fiber optik menjadi bervariasi produknya.

Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:

1.    Single mode fiber optic
Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja.

Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau 1550 nanometer.

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.

2.    Multi mode fiber optic
Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.

Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah.

Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.

Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.

Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single mode. Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya. Ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari e fek Modal dispersion juga meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.

Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling maksimal.

3.    Aplikasi Fiber Optik
Sebuah Fiber Optik line adalah media yang sangat atraktif untuk produksi video. Karena sangat ringan maka bisa menjadi aset yang berharga dalam pembuatan peralatannya. Kapasitasnya juga menjadi penarik perhatian dalam bidang TV digital. Selain untuk TV optik fiber juga mampu untuk mendukung kinerja LAN. Industri telepon dan kabel juga menaruh perhatian yang besar pada teknologi ini. Underwater LinesAT&T telah mengepalai suatu konsorsium untuk pengembangan jaringan fiber optik bawah laut, transatlantik, antara Amerika dan Eropa. Fiber-Optic Lines and Satellites Sekarang sebuah FO line telah memiliki kapasitas saluran yang besar dan tahan lama, dan akan sangat efektif untuk aplikasi jarak jauh. Sebuah transmisi satelit sangat terpengaruh oleh keadaan atmosfer dan traffic  dari satelit itu sendiri, namun FO line tidak terpengaruh dua hal ini. Fiber juga mempunyai segi keamanan yang jauh lebih baik. Aplikasi Lainnya Dalam bidang kedokteran terdapat operasi tipe laser yang memanfaatkan teknologi ini. Para ilmuwan juga telah mengaplikasikan teknologi ini dalam beberapa material yang berguna unuk menciptakan sebuah pesawat terbang hingga sebuah space station.

BAB IV

BAB IV
KOMUNIKASI BERGERAK


1.    Pengertian Komunikasi Bergerak
Komunikasi bergerak pada dasarnya adalah komunikasi menggunakan gelombang radio, Pembuka pintu garasi, pengendali jarak jauh (remote control), telepon nirkabel (cordless), radio panggil (pager), dan telepon seluler adalah contoh-contoh sistem komunikasi bergerak. Kerumitan, unjuk kerja, dan macam pelayanan yang ditawarkan masing-masing sistem tersebut berbeda satu sama lain. Istilah “bergerak” atau mobile biasanya digunakan untuk mengelompokkan sebarang terminal radio yang dapat dapat dipindahkan pada saat terminal tersebut bekerja. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah tersebut lebih banyak digunakan untuk menunjuk sebuah terminal radio yang terhubung dengan platform yang bergerak dengan kecepatan tinggi (yaitu telepon seluler dalam kendaraan yang bergerak cepat). Sedangkan istilah portable digunakan untuk menunjuk terminal radio genggam yang digunakan pada kecepatan berjalan manusia (yaitu telepon nirkabel di dalam rumah). Pemakai atau pelanggan system komunikasi bergerak saling berhubungan melalui stasiun basis yang terhubung ke sumber daya dan jaringan tulang-punggung tetap (fixed backbone network). Pada awal perkembangan sistem komunikasi bergerak, digunakan antena pengirim tunggal berdaya tinggi untuk memperoleh daerah cakupan yang luas. Untuk keperluan ini, antena harus dipasang pada menara yang tinggi. Rancangan yang demikian dapat memberikan daerah cakupan yang bagus, namun tidak memberikan kemungkinan untuk menggunakan frekuensi yang sama di dalam satu sistem. Hal ini disebabkan karena penggunaan frekuensi yang sama pada satu daerah cakupan akan menimbulkan interferensi. Bersamaan dengan meningkatnya permintaan pelayanan dan terbatasnya spektrum frekuensi yang tersedia, maka dikembangkan suatu konsep telepon bergerak yang mempunyai kapasitas tinggi (dengan menggunakan spektrum frekuensi yang terbatas) dan sekaligus dapat mencakup daerah yang luas. Konsep ini yang kemudian terkenal dengan nama konsep seluler.

2.    Jenis-jenis Komunikasi Bergerak
Salah satu jenis komunikasi bergerak adalah teknologi seluller. Dimana teknologi ini akhir-akhir ini sangat vital karena mendukung kebutuhan komunikasi yang lebih dinamis. Macam-macam teknologi seluller antara lain:

1.    GSM (Global System for Mobile communication)
2.    CDMA(Code Division Multiple Access)
3.    GPRS (General Packet Radio Service)
3.    Komponen-komponen GSM (GlobalSystem forMobile communication)


Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :

1.    Mobile Station (MS)
2.    Base Station Subsystem (BSS)
3.    Network Subsystem (NS)
1.    Mobile Station (MS)

MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan komunikasi. MS terdiri dari dari Mobile Equipment (ME) dan Subcriber Identity Module (SIM). ME merupakan terminal transmisi radio yang dilengkapi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI), sedangkan SIM berisi nomor identitas pelanggan untuk masuk ke jaringan operator GSM.

2.    Base Station System (BSS)

BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :

1.    Base Transceiver Station ( BTS )
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang menangani akses radio dan berinteraksi langsung dengan mobile station (MS) melalui air interface. BTS juga mengatur proses handover yang terjadi didalam BTS itu sendiri dan dimonitor oleh BSC.

2.    Base Station controller ( BSC )
BSC adalah interface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memanajemen sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar sel.
3.    Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran dari MSC (64 Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya untuk effisiensi kanal transmisi.

3.    Network Switching System (NSS)
NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen jaringan, sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. Komponen NSS pada jaringan GSM terdiri dari :

1.    Mobile Switching Center ( MSC )
MSC bertugas mengatur komunikasi antar pelanggan dan user jaringan telekomunikasi lainnya.

2.    Home Location Register ( HLR )
HLR merupakan database yang berisi data pelanggan yang tetap suatu wilayah cakupan. Data-data tersebut antara lain, layanan pelanggan, service tambahan dan informasimengenai lokasi pelanggan yang paling akhir.

3.    Visitor Location Register ( VLR )
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan yang melakukan mobile (roaming) dari area cakupan lain.

4.    Authentication Center ( AuC )
AuC berisi data base yang bersifat rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode untuk pengamanan dan pengontrolan penggunaansistem seluler yang sah dan mencegah pelanggan yang melakukan kecurangan..

5.    Equipment Identity Register (EIR)
Merupakan data base terpusat yang berfungsi untuk validasi Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI).

6.    Inter Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lain.

7.    Echo Canceller (EC)
EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk mengurangi echo (gaung/gema) dan delay.